Kamis, 25 Desember 2014

Pengertian dan tahap-tahap Bimbingan Kelompok



Pengertian dasar
Layanan konseling kelompok (kkp) atau bimbingan kelompok (bkp) merupakan jenis layanan konseling yang menigikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok, dengan konselor sebagai pemimpin kelompok. Layanan ini mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna untuk pengembangan pribadi atau pemecahan masalah induvidu yang menjadi peserta kegiatan kelompo.
Dalam bkp dibahas topic-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok, saedangkan dalam kkp dibahas masalah pribadi yang dialami masing-masing anggota kelompok. Baik topic umum maupun masalah pribadi itu dibahas melalui Susana dinamika kelompok yang intensif dan konstrutif. Layanan ini dapat dilakukan dimana saja, didalam ruangan atau diluar ruangan, disekolah atau diluar sekolah, dirumah salah seorang peserta atau atau dirumah konslor, disuatu kantor atau diruangan prakik pribadi konselor. Dimana pun kedua jenis layanan ini dilaksanakan, harus terjamin bahwa dinamika kelompok dapat berkembang dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan kelompok.
Tujuan umum layanan bkp/kkp adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi anggota kelompok, khususnya kemampuan dalam berkomunikasi
Secara khususnya tujuan bkp/kkp adalah sebagai berikut
1.      Bkp bertujuan membahas topic-topik tertentu yang mengandung permasalahan actual dan menjadi perhatian anggota kelompok. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topic-topik iti mendorng pengembangan perasaan, pikiran, presefsi, wawasan dan sikaf yang menujang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi, verbal maupun non verbal, ditingkatkan.
2.      Kkp terpokos kepada pembahasan masalah pribadi salah satu anggota kelompok secara bergantian. Melalui layanan kelompok yang intensif dalam  upaya memecahkan permasalahan tersebut para anggota kelompok memperoleh dua tujuan sekaligus, yaitu :
a.       Terkembangkannya perasaan, pikir, presepsi, wawasan, dan sikap terarah pada tingkah laku khususnya dalam bersosialisasi atau berkomunikasi.
b.      Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi anggota kelompok yang lain.
c.       Tahap bimbingan konseling kelompok
1.      tahap pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan dan penjajakan, dimana para peserta diharapkan dapat lebih terbuka menyampaikan harapan keinggina dan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing anggota. Penampilan-penampilan kelopok pada tahap ini hendaknya benar-benar bisa meyakinkan anggota kelompok sebagai orang yang bisa dan bersedia membantu anggota kelompok mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam memulai pembentukan kelompok perlu adanya perencanaan yang matang. Oleh karena itu keberhasilan kelompok yang dibentuk tidak terlepas dari perencanaan dan pelaksanaan konseling kelompok itu sendiri. Beberapa ahli telah mengenali tahap-tahap perkembangan itu. Mereka memakai istilah yang kadand-kadang berbeda namun pada dasarnya mempunyai isi yang sama
 beberapa tahapan-tahapan dalan pembentukan kelompok adalah sebagai berikut:
a.       Mengembangkan alasan-alasan pembentukan kelompok.
   Alas an yang jelas dan terarah merupakan kunci yang paling penting dalam merancanakan pembentukan suatu kelompok.
b.      Adanya konsep teori yang jelas yang mendasari pembentukan suatu kelompok
Sebagai layanan profesioal, dalam bimbangan dan konseling kelompok perlu adanya batasan dan kekuatan untuk membentuk suatu kelompok
c.       Mempertimbangan kondisi kehidupan sehari-hari
Pembentukan suatu kelompok perlu mempertimbangkan hal-hal yang sifatnya spesifik, konkrit, dan tujuannya praktis serta procedural.pemimpin kelompok harus sensitif terhadap kondisi realita agar dapat mencegah raksi-raksi negatif dari para anggota kelompok.
d.      Mempublikasikan kelompok untuk mendapatkan anggota.
Kelompok yang petensial yang mau bergabung diperlukan publikasi kelompok agar diketahui secara umum.
Berikut ini dikemukakan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam tahap pembentukan;
a.       Penerimaan secara terbuka dan mengucapkan terimakasih atas kehadiran dan kesdiaan anggota kelompok melaksanakan kegiatan
b.      Berdo’a secara bersama, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menjelaskan pengertian bimbingan kelompok / konseling kelompok (disesuaikan dengan kegiatan apa yang direncanakan).
c.       Menjelaskan tujuan bimbingan kelompok / konseling kelompok
d.      Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan kelompok / konseling kelompok.
e.        Menjelaskan asa-asas bimbingan dan konseling yaitu asas kerahasiaan, kesukarelaan, kegiaatan, keterbukaan, kenormatifan.
f.       Melaksanakan perkenalan dilanjutkan dengan permainan pengakraban.
2.      Tahap peralihan atau transisi
Tahap transisi adalah suatu tahap setelah proses pembentukan dan sebelum tahap kerja kelompok. Dalam kelompok yang diperkirakan berakhir 12-15 sesi, tahap transisi terjadi pada sesi kedua atau ketiga dan biasanya berlangsung 1-3 pertemuan.
Tahap ini terdiri dari dua bagian proses yang ditandi dengan eksperensi, sejumlah emosi dan interaksi anggota.
Secara operasional hakikat tahap ini merupakan transisi antara tahap pembentukan dengan tahap kegiatan. Pada tahap ini pemimpin kelompok sekali harus jeli dalam melihat dan membaca situasi. Apabila masih terlihat gejala-gejala penolakan, rasa enggan salah paham, kurang bersemangat dalam melaksanakan kegiatan maka pemimpin kelompok tidak boleh binggung, apalagi putus asa.
Tahap peralihan dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah :
a.       Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya
b.      Menawarkan sambil mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selajutnya
c.       Membahas suasana yang terjadi
d.      Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota
e.       Kalau dipandang perlu, kembali kebeberapa aspek tahap pertama.
3.      Tahap kegiatan
Tahap kegiatan merupakan tahap inti dari proses suatu kelomok dan merupakan kehidupan sebenarnya dari kelompok.
Tahapan kegiatan selalu dianggap sebagai tahapan yang selalu produktif dalam perkembangan kelompok yang bersifat membanggun dan dengan pencapai hasil yang baik selama tahapan kerja hubungan anggota kelompok lebih bebes dan lebih menyenagkan.
Dalam bkp tahap ini diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan:
a.       Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan topik bahasan pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok mengemukakan suatu topic untuk dibahas oleh kelompok.
b.      Menentapkan topic yang akan bahas terlebih dahulu
c.       Anggota membahas topic secara mendalam dan tuntas
d.      Kegiatan silingan
Dalam kkp tahap ini diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan
a.       Setiap anggota kelompok mengemukakan masalah pribadi yang perlu mendapatkan bantuan kelompok untuk mengentasannya.
b.      Kelompok memilih masalah mana yang hendak dibahas dan dituntaskan

c.       Kiien memberikan gambaran yang lebih rinci mengenai masalah yang dialaminya

d.      Seluruh anggota kelompok aktif membahas masalah kiien melalui berbagai cara seperti: bertanya, menjelaskan, mengeritisi, memberi contoh, mengemukakan pengalaman pribadi mengarangkan.

e.       Kiien diberikan kesempatan untuk merespon apa-apa yang ditampilkan oleh rekan-rekan anggota kelompok.

f.       Kegiatan selingan

4.      Tahan pengakhiran
Tahap pengakhiran secara keseluruhan merupakan merupakan akhir dari serangkaian pertemuan kelompok. Keseluruhan pengalaman yang diperoleh anggota selama proses kerja ini memerlukan perhatian khusus dari pemimpinan kelompok, terutama ketika kelompok hendak dibubarkan. Pembubaran kelompok secara keseluruhan idealnya dilakukan setelah tujuan kelompok tercapai.
Sebagai tahap penutup dari kegiatan bkp/kkp. Tugas pemimpin kelompok dalam tahap ini adalah sebagai berikut.
a.       Mengemukaakan bahwa kegiatan akan seger diakhiri
b.      Pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.
c.       Membahas kegiatan lanjutan
d.      Mengemukakan kesan dan harapan
e.       Do’a penutup
5.      Evaluasi kegiatan
penilaian terhadap kegiatan konseling kelompok dapat dilakukan secara tertulis dimana para peserta diminta mengungkapkan perasannya, harapannya, minat dan sikapnya terdapat berbagai hal, baik yang telah dilakukan selama kegiatan kelompok (yang menyangkut isi maupun proses) maupun kemungkinan keterlibatan mereka untuk kegiatan serupa selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan tinjauan terhadap kualitas kegiatan kelompok dan hasil-hasilnya meklalui mengungkapkan kesan-kesan peserta.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
                                                                                    
A.    Kompetensi Inti (KI)
1.     Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya
2.     Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,     toleran,damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan  diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.     Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradapan terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan  pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat,dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.     Mengolah,  menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B.   Kompetensi Dasar
3.1.  Memahami aturan Islam tentang kepemilikan
Indikator
3.1.1. Menjelaskan aturan Islam tentang kepemilikan
3.1.2. Mengkategorikan aturan Islam tentang kepemilikan
3.1.3. Menyebutkan contoh aturan Islam tentang kepemilikan
C.    Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pengamatan, bertanya, mengumpulkan informasi, bernalar, diskusi, serta mengasosiasi peserta didik dapat:
1.      Menjelaskan pengertian dan dasar hukum kepemilikan
2.      Menjelaskan macam-macam kepemilikan
3.      Menjelaskan sebab-sebab kepemilikan
4.      Menunjukkan hikmah kepemilikan
D.    Materi Pembelajaran
a.    Pengertian dan dasar hukum kepemilikan
b.   Macam-macam kepemilikan
c.    Sebab-sebab kepemilikan
d.   Hikmah kepemilikan
E.     Alat/Media/Sumber Materi Pembelajaran
1.      Buku sumber fiqih MAN kelas X
2.      Leptop
3.      Modem
4.      LCD
5.      White Board
F.     Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific) dengan model pembelajaran STAD(Saintifik, Trik, Art, Demokrasi)
G.    Analisis Masalah
Apa yang harus di ketahui siswa (pengetahuan)
Apa yang harus di biasakan siswa (sikap)
Apa yang harus di  peragakan siswa (keterampilan)
produk
Kinerja
Pengertian dan dasar hukum kepemilikan, macam-macam kepemilikan, sebab-sebab kepemilikan, dan hikmah kepemilikan.
-
-
-

H.    Aspek
Aspek
Materi
Kognitif
Pengertian dan dasar hukum kepemilikan
Macam – macam kepemilikan
Sebab – sebab Kepemilikan
Hikmah kepemilikan

I.       Deskripsi Materi
a.      Pengertian dan dasar hukum kepemilikan
Kepemilikan atau dalam terminologi fiqih di sebut dengan milikiyah, berasal dari kata milk, yang menurut bahasa berarti memiliki atau mempunyai. Sedangkan menurut istilah syara’ kepemilikan adalah hak hukum seseorang atas sesuatu untuk menguasai dan memperlakukan sesuatu itu sekehendaknya sehingga terdapat hukum yang melarangnya. Dasar hukum kepemilikan terdapat dalam Q.S. Annur : 61.
b.      Macam – macam kepemilikan
1.      Al milkut tammu atau kepemilikan sempurna merupakan kepemilikan seseorang secara penuh, tidak ada seseorang yang secara penuh memiliki barang tersebut secara hukum.
2.      Al – milku gairut tammi atau kepemilikan tidak sempurna merupakan kepemilikan secara tidak penuh atas sesutu karena pada saat yang sama sesuatu itu juga dimiliki oleh orang lain. Misalnya barang gadaian dan sewaan.
c.       Sebab – sebab kepemilikan
1.      Kepemilikan yang sempurna di sebabkan oleh:
·         Hasil karya atau bekerja                   
·         Jual beli                                 
·         Sedekah
·         Hibah
·         Hadiah
·         Infaq
·         Waqaf
·         Warisan yang telah dibagikan
·         Penemuan
·         Rampasan perang
·         Hasil membuka hutan
2.      Kepemilikan yang tidak sempurna disebabkan oleh
·         Hutang piutang
·         Syirkah
·         Qirad
·         Hiwalah
·         Rihanah
·         Ariyah
·         Wadiah
·         Muzaraah, Musaqah dan Mukhabarah.
d.      Hikmah Kepemilikan
1.      Terciptanya bangunan hukum yang baik, karena banyak hukum islam yang terbangun di atas hukum kepemilikan ini, seperti zakat, jual beli, dll.
2.      Terhindar dari hukum rimba.
3.      Motivasi untuk giat bekerja.
4.      Membuat manusia berlomba – lomba mencari  nafkah yang halal.

J.      Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
Pra Pembelajaran
1.      Siswa memberi salam
2.      Guru mengkondisikan kelas dalam suasana kondusif untuk berlangsungnya pembelajaran.
Guru memberikan motivasi tentang pentingnya memahami materi tentang aturan Islam dalam kepemilikan.
3.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
10 menit
Inti

















Mengamati:   
·    Siswa diinstruksikan untuk mengamati  gambar-gambar dan struktur yang berkaitan dengan materi.

Menanya:
·    Guru mendorong siswa untuk bertanya hal-hal yang terkait dengan gambar yang di tayangkan yaitu yang berkaitan dengan aturan islam dalam kepemilikan
·    Guru kembali menegaskan topik pembelajaran yang akan di bahas
·    Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan di laksanakan yaitu dengan model STAD.

Mengeksplorasikan:
·    Guru memberikan urain singkat tentang aturan islam dalam kepemilikan
·    Guru membagi siswa  ke dalam 4 kelompok kecil yang beranggotaan  4-5 orang atau lebih, dimana masing-masing kelompok dipilih secara heterogen berdasarkan kemampuan akademis.
·    Masing-masing kelompok diinstruksikan untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi terkait dengan materi diskusi yang diberikan melalui bacaan, internet, pengamatan terhadap sumber-sumber  sejarah yang ada di perpusatakaan atau  yang ada di lingkungan terdekat.

Menalar: 
·    Siswa melakukan, menganalisis  informasi dan data-data yang didapat  baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan  kesimpulan tentang   materi yang di diskusikan
·    Guru membimbing siswa dalam mengumpulkan informasi yang efektif dan efisien tentang materi yang didiskusikan

Mengomunikasikan:
·      Siswa dari masing-masing kelompokmenyajikan hasil diskusinya, dan ditanggapi serta dinilai oleh kelompok lain baik dari aspek pengetahuan, sosial maupun keterampilannya.
·      Guru memberikan masukan-masukan setelah masing-masing kelompok melakukan presentasi baik dari aspek pengetahuan, sosial maupun keterampilannya.
65 menit
Penutup

·      Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah didiskusikan
·      Guru memberikan lembar soal dalam bentuk uraian dan pilihan ganda sebagai evaluasi
15 menit

K.    Penilaian Hasil Belajar
1.      Teknik Instrumen: tes dan nontes
2.      Bentuk Instrumen:
a.       Tes (Uraian dan Pilihan Ganda)
b.      Non Tes (Pengamatan diskusi kelompok dan presentasi)

L.     Instrumen Penilaian Hasil Belajar
Penilaian Sikap
No.
Nama
Spiritual
Sikap Sosial
Skor Total
Syukur
Jujur
Kerjasama
Harga Diri

1-4
1-4
1-4
1-4

1







2







3







 Ket.

a. Sikap Spiritual
Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:
a. Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
b. Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut.
c. Saling menghormati, toleransi.
d. Memelihara hubungan baik dengan sesama teman.

Rubrik pemberian skor:
- 4 = jika siswa melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebu

b. Sikap Sosial.
1). Sikap jujur
Indikator sikap sosial “jujur”
- Tidak bohong
- Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu.
- Tidak nyontek, tidak plagiarisme
- Terus terang

Rubrik pemberian skor
- 4 = jika siswa melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut

2). Sikap kerja sama
Indikator sikap sosial “kerja sama”
- Peduli kepada sesama

- Saling membantu dalam hal kebaikan
- Saling menghargai/ toleran
- Ramah dengan sesama
Rubrik pemberian skor
- 4 = jika siswa melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut

3). Harga diri
Indikator sikap sosial “harga diri”
- Tidak suka dengan dominasi asing
- Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
- Cinta produk negeri sendiri
- Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri

Rubrik pemberian skor
- 4 = jika siswa melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut

2. Penilaian Pengetahuan
Urain
(contoh soal)
1.      Jelaskan pengertian kepemilikan! ( skor 25 )
2.      Jelaskan macam-macam kepemilikan! ( skor 25 )
3.      Jelaskan sebab-sebab kepemilikan! ( skor 25 )
4.      Jelaskan hikmah kepemilikan! ( skor 25 )
(Jawaban soal)
1.      Pengertian dan dasar hukum kepemilikan adalah Kepemilikan atau dalam terminologi fiqih di sebut dengan milikiyah, berasal dari kata milk, yang menurut bahasa berarti memiliki atau mempunyai. Sedangkan menurut istilah syara’ kepemilikan adalah hak hukum seseorang atas sesuatu untuk menguasai dan memperlakukan sesuatu itu sekehendaknya sehingga terdapat hukum yang melarangnya. Dasar hukum kepemilikan terdapat dalam Q.S. Annur : 61.
2.      Macam – macam kepemilikan
a.       Al milkut tammu atau kepemilikan sempurna merupakan kepemilikan seseorang secara penuh, tidak ada seseorang yang secara penuh memiliki barang tersebut secara hukum.
b.      Al – milku gairut tammi atau kepemilikan tidak sempurna merupakan kepemilikan secara tidak penuh atas sesutu karena pada saat yang sama sesuatu itu juga dimiliki oleh orang lain. Misalnya barang gadaian dan sewaan.

3.      Sebab – sebab kepemilikan
a.       Kepemilikan yang sempurna di sebabkan oleh: Hasil karya atau bekerja, Jual beli, Sedekah, Hadiah, Infaq, Waqaf, Warisan yang telah dibagikan, Penemuan, Rampasan perang dan Hasil membuka hutan.
b.      Kepemilikan yang tidak sempurna disebabkan oleh : Hutang piutang, Syirkah, Qirad, Hiwalah, Rihanah, Ariyah, Wadiah, Muzaraah, Musaqah dan Mukhabarah.
4.      Hikmah Kepemilikan
1.      Terciptanya bangunan hukum yang baik, karena banyak hukum islam yang terbangun di atas hukum kepemilikan ini, seperti zakat, jual beli, dll.
2.      Terhindar dari hukum rimba.
3.      Motivasi untuk giat bekerja.
4.      Membuat manusia berlomba – lomba mencari  nafkah yang halal.


3. Penilaian Keterampilan

Rubrik kegiatan Diskusi
No.
Nama Siswa
A s p e k  P e n g a m a t a n
Jumlah
Skor
Nilai
Ket.
Kerja sama
Meng-
komunika
sikan pen-dapat
Toleransi
Keaktifan
Menghargai pendapat teman
(1-4)
(1-4)
(1-4)
(1-4)
(1-4)


































Keterangan Skor :                                           
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4                   = Baik Sekali
3                   = Baik
2                   = Cukup
1 = Kurang
                           Skor perolehan
Nilai     =                                      X  100
                           Skor Maksimal (20)                             
          Kriteria Nilai
          A  =                80 – 100             :                             Baik Sekali  
          B  =                70 – 79               :                             Baik
          C  =                60 – 69               :                             Cukup
          D  =                ‹ 60                     :                             Kurang

Rubrik Penilaian Presentasi
No.
Nama Siswa
A s p e k  P e n i l a i a n
Jumlah
Skor
Nilai
Ket.
Komuni
Kasi
Sistematika penyam
Paian
Wawa
san
Keberanian
Antusias
Gesture dan penampilan













































Keterangan Skor :                                           
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4                   = Baik Sekali
3                   = Baik
2                   = Cukup
1                   = Kurang
                           Skor perolehan
Nilai     =                                      X  100
                           Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
          A  =                80 – 100             :                             Baik Sekali  
          B  =                70 – 79               :                             Baik
          C  =                60 – 69               :                             Cukup
          D  =                ‹ 60                     :                             Kurang


Mengetahui,

Tembilahan, 2014
Kepala Madrasah

Guru Mata Pelajaran






( LISNAWATI S.pdi)

(LENI APRILINA)